USHUL AL-NAHWI DALAM PERSPEKTIF IBNU MADHA

Wati Susiawati

Abstract


Ibnu Mada merupakan salah satu tokoh nuhat yang sangat terkenal pada masanya. Hal ini disebabkan oleh pemikiran-pemikirannya yang cendeung kontradiktif dengan para nuhat pada masanya sebagai mana tertuang dalam karya besarnya “al-Radd ‘Ala al-Nuhat”. Dalam tulisan ini, penulis ingin memaparkan dan mendeskripsikan pemikiran-pemikiran Beliau dalam kajian usul al-nahwi.Usul Al-Nahwi terdiri dari empat komponen, yaitu: qiyas , ta’lil (illah), ta’wil dan ‘amil. Dalam  hal qiyas, Ibnu  Madasecara tegas menolak qiyas aqli. Begitu juga dalam hal illah, Ibnu Mada hanya menerima Illah Ula dan tidak menerima illah thawani. Secara nyata, metode ta’wil dalam ilmu nahwu menjelma menjadi konsep hadhaf (pembuangan), istitar (penyembunyian) dan taqdir (pengkiraan) dalam sebuah kalimat, dan Ibnu Mada juga tidak menerima hal tersebut. Dalam hal ‘amil,  Ibnu Mada juga tidak menerima adanya amil lafzi. Begitulah penolakan Ibnu Mada terhadap praktik qiyas, illah, amil dan ta’wil. Pandangan Ibnu Mada berpijak pada apa yang oleh kalangan nuhat disebut dengan sima’i.

Keywords


Ibnu Mada; al-Radd ‘ala al-nuhat; qiyas; ta’lil (iIlah ); ta’wil dan ‘amil

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24865/ajas.v2i2.55

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Indexed By:

DOAJ sinta Crossref Google Scholar AcademicKeys Research Bib academia.edu garuda garuda

 

Creative Commons License

Copyright CC-BY-SA

web
counter View My Stats

Arabi : Journal of Arabic Studies, p-ISSN: 2548-6616, e-ISSN: 2548-6624